AKU ANTARA HIDUP DAN MATI

Manusia hidup diciptakan oleh Allah SWT dengan berbagai fasilitas kehidupan yang berada di alam semesta ini. Udara dan nyawa yang diberikan secara gratis. Tinggal bagaimana manusia itu dapat mengisi kehidupan ini dengan ibadah kepada Allah SWT. Nikmat mana yang engkau dustakan? Coba kalau udara berbayar betapa susahnya manusia hidup. Kekurangan oksigen di rumah sakit harus membayar dan berbeda dengan udara yang ada di semesta alam ini.

Rezeki, jodoh dan kematian merupakan hak prerogatifnya Allah, kita tidak dapat mengetahuinya. Terkadang manusia telah berjuang untuk mencari rezeki atau jodoh, sudah berupaya semaksimalnya mungkin bila Allah belum berkehendak, kita tidak akan bisa memperolehnya. Dan begitu pula dengan kematian, orang yang melakukan bunuh diri, jika Allah belum berkehendak, ia akan tetap masih hidup.

Peristiwa opname di rumah sakit beberapa bulan yang lalu, merupakan alarm kematian yang dikirimkan oleh Allah kepadaku. Dokter spesialis penyakit dalam ku sempat tidak yakin dapat menyelamatkan jiwaku karena terpapar virus covid 19 dengan bawaan hipertensi, gagal ginjal kronis dan asam lambung yang juga menyebabkan juga pembengkakan jantung, pneumonia dan hipoxia.

Suatu peristiwa yang tidak pernah kuduga sama sekali. Aku merasa seperti diambang kematian, karena seminggu awal opname hilangnya ingatanku atas kejadian di sekitarku. Aku lebih banyak tidur. Tidur dan mati mempunyai kemiripan, yaitu roh yang meninggalkan tubuh manusia, tetapi roh akan kembali bagi orang yang sedang tidur. Sedangkan mati roh tidak kembali.

Sebelum opname ke rumah sakit, sebelumnya aku sempat membaca ciri-ciri orang yang akan meninggal yang salah satunya kehilangan selera makan. Waduh… saat itu aku mengalami kehilangan selera makan dan berkurangnya pendengaranku. Tapi aku tidak memikirkan itu. Hingga suatu saat aku ngedrop dan dibawa ke IGD rumah sakit dengan kondisi pasrah dan mulai kehilangan ingatanku.

Suatu mukjizat yang luar biasa dari Allah, disaat opname, istri selalu memperdengarkanku murottal qur'an dari gawai. Tapi saat kondisiku tertidur, telinga kananku mendengar murottal qur'an. Sedangkan telinga kiriku mendengar suara orang bersholawat Astagfirullah robbal baroya.. dan seterusnya. Padahal saat itu istriku hanya menyetel murottal qur'an saja. Nah.. Itu suara datangnya darimana? Itu mungkin sebuah peringatan dari Allah agar aku selalu terus mengingat Allah.

Aku bersyukur telah diselamatkan oleh Allah. Setelah mendengar sholawat tersebut, ingatanku mulai berangsur-angsur pulih pada minggu kedua opname. Aku mendapatkan kesempatan dari Allah untuk memperbaiki ibadahku di mana-mana mendatang. Semoga ke depan aku dapat menjalani hidup ini secara ikhlas dan ridho. Aamin

 

Kuta Selatan, 17 Desember 2021


Comments

Popular posts from this blog

Resensi Film KKN di Desa Penari

Mengenal Taman Inspirasi Muntig Siokan, Sanur,Denpasar

INSPIRASI MENULIS DARI PENGALAMANKU