KUTERJATUH DI DEPAN RUMAH-MU
Sore hari aku pergi
memfotocopy buku materi perkuliahan di sebuah layanan fotocopy yang jaraknya
kurang lebih dua kilometer dari rumah. Padahal jarak 500 meter ada dekat rumah.
Tapi aku memilih yang jauh, karena di sebelahnya ada warnet yang murah. Akupun
minta ijin pada ayah untuk keluar rumah.
"Pulangnya jangan
malam-malam, jam 10.00 sudah di rumah, " pesan ayahku.
"Iya Pak" jawabku
sambil keluar rumah mengendarai sepeda motor honda supra fit. Tak lama
kemudian, sampailah aku di tempat fotocopy, tapi buku materi kuliah yang hendak
dicopy, ketinggalan di rumah.
"Gak jadi fotocopy nih,
tapi aku sudah terlanjur disini, '' pikirku dalam hati.
" ngenet dulu di warnet
satu jam saja, nanti baru pulang ke rumah." Akupun pergi ke warnet. Aku
pun mulai chating cari gebetan di MiRC dan Yahoo messenger, sebuah aplikasi
chatting yang populer di tahun 2000-2005.
Karena keasyikan chating,
tidak terasa tiga jam aku berada di warnet. Akupun teringat pesan ayah. Aku
harus segera pulang ke rumah, kalau tidak pintu pagar akan dikunci ayah. Pulanglah
aku melalui jalan pintas, sebuah jalan kecil yang lalu lintas nya sangat sepi.
Tidak biasanya aku lewat
jalan tersebut. Karena selama ini selalu melewati jalan raya utama. Di jalan
kecil yang sepi aku mengendarai motor dengan kecepatan sedang.
Ketika mendekati sebuah
masjid, tiba-tiba mataku silau oleh sinar lampu sepeda motor di depanku yang
dikendarai seorang ibu bersama anaknya. Akhirnya kaca spion sepeda motorku
bersentuhan dengan sepeda motor di depanku. Sepeda motor terasa oleng dan
braaak… . motor ku terjatuh dan aku dalam keadaan berdiri.
Dan terdengar suara tangis
ibu tersebut, karena motor dan ibu tersebut terjatuh mencium aspal. Rupanya ibu
tersebut tangannya terluka. Dan anaknya selamat tidak mengalami luka sedikit
pun.
Tiba-tiba banyak warga
berdatangan, mereka menuntutku untuk bertanggungjawab untuk pengobatan ibu
tersebut. Aku yang sangat ketakutan terpaksa menuruti permintaan mereka,
daripada dikeroyok. Padahal aku merasa tidak bersalah.
Maka berangkatlah aku dan
ibu tersebut ke Unit Gawat Darurat di sebuah rumah sakit provinsi. Dalam
perjalanan aku menelpon ayah, karena terlambat pulang, dan pergi ke rumah sakit
dan mohon dijemput, karena motor rusak akibat kecelakaan tersebut.
Di UGD sang ibu langsung
dirawat, jari tangannya patah. Bersyukur pada saat penanganan sang ibu, ayahku
datang menemaniku, karena pada saat itu uang di dompetku tinggal seratus ribu
rupiah. Selama di UGD pikiranku sangat kalut sekali, aku merasa bersalah, tidak
taat pada orang tua, ijin pergi sebentar, tapi pulangnya lama. Akhirnya selesai
sang ibu selesai dirawat, besoknya kontrol lagi ke rumah sakit.
Malam itu menunjukkan pukul
01.30 WITA, aku dan ayahku pulang. Sampai rumah, aku mandi dan kubersujud di
atas sajadah ku sambil meneteskan air mata meratapi kejadian yang telah terjadi
pada diriku. Aku merasa telah diberi peringatan dari Allah SWT dengan
kecelakaan motor, kuterjatuh di depan rumah-Mu. Ini mengingatkanku bahwa
ibadahku masih bolong-bolong dan belum tertib waktu. Aku bersyukur diberi
keselamatan tidak mengalami luka sedikitpun. Setelah kejadian tersebut, aku
jarang keluar bepergian malam, kalau itu tidak penting.
Comments