TAKUT SUNTIK

Pada masa kecil saat aku sakit, selalu dibawa ayah ke dokter untuk berobat. Setiap ke dokter, selalu disuntik dan aku selalu ketakutan saat jarum suntik menusuk bagian pantatku. Akupun sering menangis saat disuntik. Menginjak kelas 5 SD aku berani disuntik pada saat imunisasi. Dan setelah itu lama tidak pernah disuntik lagi, karena aku jarang sakit. Kalaupun sakit, hanya diberi obat oleh dokter.

Sejak 4 tahun lalu, kondisi kesehatanku menurun. Aku divonis dokter sakit gagal jantung dan gagal ginjal kronis.Mulailah saat itu aku berkenalan lagi dengan jarum suntik.

Sebelum kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam, aku melakukan reservasi sehari sebelumnya melalui Whatsapp. Setelah reservasi, aku mengambil nomor antrian BPJS dan melakukan cek darah di laboratorium. Di sini awalnya aku mencoba bertahan, kalau pas disuntik terasa sakit, aku menahan rasa sakit dengan sedikit meringis. Lama kelamaan karena terbiasa disuntik, akhirnya merasa kebal juga. Ha.. ha.. ha.. berani suntik juga akhirnya.

Pada waktu badai sitokin covid 19, yang membuatku harus menjalani cuci darah dua kali seminggu sampai saat ini. Selama perawatan dan penyembuhan covid 19 dan komplikasi ke jantung, paru-paru dan ginjal, semakin sering diri ini disuntik untuk diambil darahnya dan diperiksa perkembangannya. Alhamdulillah semua dapat kulalui.

Sekarang aku selalu rutin cuci darah melalui CDL (Catether Double Lumen) yang dipasang didada, yang dihubungkan melalui selang kecil yang terhubung ke mesin hemodialisis. Ke depannya cuci darahnya akan melalui AV Sunt, saluran pembuluh darah di tangan. Berarti pembuluh darah akan ditusuk, Jarumnya lebih besar dari suntikan. Wow.. Semoga aku berani ya

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Film KKN di Desa Penari

Mengenal Taman Inspirasi Muntig Siokan, Sanur,Denpasar

INSPIRASI MENULIS DARI PENGALAMANKU