NIKMATNYA SEDEKAH
Pada
waktu itu tahun 2005-2006 kehidupanku boleh dikatakan tidak teratur, uang dari
gaji cepat abis sebelum habis bulannya. Itu karena aku tidak dapat mengatur
manajemen pengeluaranku.Dari hasil gajiku, aku tidak bisa membeli barang-barang
berharga ataupun memiliki tabungan. Dan kondisi keadaanku tidak stabil, banyak
gejolak yang terjadi dalam kehidupanku. Ibadahku pun tidak teratur, sering
bolong-bolong sehingga perolehan tambahan rezekipun menjadi seret. Aku pun
masih merasa pelit untuk memberikan sebagian hartaku bagi orang-orang yang
membutuhkan. Memberi sedekah pada pengemis tidak pernah, menginfakkan di masjid
juga tidak pernah. Sehingga jodohku pun terasa sangat lambat dan sangat jauh
dariku.
Dari
berbagai kejadian dan kejadian yang menimpaku hingga suatu saat aku pernah
mengalami kecelakaan dimana kecelakaan tersebut masih membawa trauma bagiku
untuk bepergian keluar malam dengan mengendarai motor. Dengan terjatuhnya aku
dari sepeda motor di depan masjid suci di bilangan kota Denpasar, karena
bertabrakan hingga memaksaku mengeluarkan sejumlah dana untuk pengobatan kepada
pengendara sepeda motor satunya yang menjadi korban, menyadarkanku bahwa aku
masih di sayang Allah SWT dan diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Dengan
kejadian tersebut, mulailah aku menata kehidupanku kembali dari nol, aku pun
secara tidak sengaja sering membeli majalah Hidayah yang berisikan kisah-kisah
hidup orang yang mendapatkan balasan dari Allah SWT karena perbuatan di masa
lalunya dan kemudian kisah-kisah teladan yang ada dimajalah di sinetronkan di
Trans TV melalui acara Hidayah. Akupun juga menonton acara Rahasia Illahi yang
setelah selesai diberikan beberapa wejangan dari alm.Ustadz Arifin Ilham.
Hatikupun merasa bergetar karena merinding akan kejadian-kejadian dan akibat
dari perbuatan-perbuatan di masa lalu.
Kemudian
aku mulai secara bertahap melaksanakan sholat secara lengkap 5 waktu dan
berusaha untuk belajar disiplin. Terasa berat memang, tapi aku harus bisa dan
harus. Mulailah aku secara aktif mengikuti tausyiyah melalui TV seperti dari
alm. Ustadz Jefri maupun Ustadz Yusuf Mansur. Dari alm. Ustadz Jefri yang
dikenal dengan Uje, aku mendapatkan semangat untuk memperbaiki diri setelah
mendengar dan mengetahui kisah hidup Uje dari masih menjadi artis hingga
menjadi Ustadz seperti sekarang ini.
Sedangkan
dari Ustadz Yusuf Mansur, aku mendapatkan pencerahan mengenai sedekah, dimana
dengan sedekah kita akan menjadi kaya sesuai matematika sedekah, karena dengan
sedekah satu akan dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku pun tertarik pengen
menerapkan ilmu sedekah tersebut, tapi aku gak punya uang, tapi aku belum
berani bersedekah dengan harta yang aku miliki.Walau sudah banyak contoh dan
kasus dari bersedekah sampai hartanya habis tak bersisa akhirnya memiliki harta
yang berlipat-lipat.
Awal
mula bersedekah hendaknya harus memaksakan diri, ikhlas ataupun nggak ikhlas
harus berani kita keluarkan. Dengan terlatih secara rutin walau awalnya dengan
keadaan terpaksa, secara perlahan-lahan dengan sendiri akan timbul keikhlasan
dalam diri kita. Dan aku pun juga mempelajari ilmu sedekah melalui berbagai
macam buku, sehingga kita bersedekah ada ilmunya. Secara bertahap kita
bersedekah lalu kita mulai memperbaiki ibadah kita dari sholat, tingkah dan
perilaku kita. Belajar mengaji Al -Quran dan ibadah-ibadah sunnah lainnya.
Alhamdulillah
dari belajar bersedekah, akupun bisa mendapatkan jodohku. Akupun menikah pada
tanggal 02 Maret 2007 di Sragen, Jawa Tengah. Akupun mengajak istriku ke Bali,
dimana aku bekerja sebagai seorang PNS menjadi staf tata usaha pada sekolah
SMK.
Di
awal-awal pernikahan kami itu, kondisi keuanganku morat-marit, mulailah aku dan
istri membenahi dari nol. Dari menikah pun aku mulai mendapatkan rezeki yaitu
dengan menjadi freelance sebagai tenaga penginput data pajak di kantor
perpajakan kurang lebih satu bulan.
Dan
dari hasil yang didapat mulailah disisihkan 2,5 % untuk dizakatkan atau
disedekahkan, disini aku belajar untuk memberikan hak-hak orang miskin yang
membutuhkan. Dari jumlah uang atau gaji yang kecil aku coba sisihkan sedikit
demi sedikit, setelah jumlahnya cukup kemudian kami salurkan ke lembaga zakat
atau dengan memberikan kepada orang yang menurut kita cukup memerlukan bantuan.
Dengan
belajar sedikit demi sedikit melatih kami untuk tidak pelit kepada orang-orang
yang membutuhkan. Karena untuk mengeluarkan jumlah banyak kami belum bisa, dan
ini kami lakukan secara rutin setiap mendapat tambahan rezeki, kami berusaha
untuk wajib untuk menyisihkannya walau masih dalam jumlah sedikit, ini untuk
melatih diri kami untuk membiasakan diri untuk tidak pelit sehingga pada suatu
saat nanti bila penghasilannya sudah besar tidak akan mengalami kekagetan yang
luar biasa karena penyisihan 2,5% dari penghasilan yang besar, jumlah
penyisihan juga akan menjadi besar pula.
Walau
selama belajar sedekah ini, kami belum mendapatkan balasan dari Allah sebesar
10 kali lipat seperti pengalaman orang-orang, tapi dari efek sedekah membawa
kenyamanan dalam hidup kami. Rezekipun mulai mengalir walau tidak banyak,
diberi kesehatan oleh Allah SWT, diberikan kesempatan bisa pulang ke Sragen,
Jawa Tengah setiap tahun, bisa menabung dan memiliki sebidang tanah dan
lain-lain sebagainya. Ini mungkin karena niat sedekah kami belum diimbangi
dengan kualitas ibadah sholat kami dan ibadah-ibadah yang lainnya. Semoga kami
dapat terus melaksanakan ilmu sedekah ini.
Untuk
itu kami selalu bersabar dan belajar secara terus menerus semoga kegiatan
sedekah kami menjadi kegiatan ibadah kami yang bisa dilaksanakan secara ikhlas.
Sehingga Allah SWT dapat memberikan pahalanya dan mengaruniakan kepada kami
keturunan yang sholeh dan sholeha, sehingga hidup kami menjadi lebih bermakna
dan penuh keikhlasan.
Comments